Jumat, 25 November 2011





TUGAS INDIVIDU
TAKSONOMI VERTEBRATA


Tentang
KELAS REPTILIA
(Mabouya multifasciata)


Oleh:
DERA DESRITA
09 106 002



Dosen Pembimbing :
AADREAN, M.Si




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BATUSANGKAR
2011

Kadal Kebun
(Mabouya multifasciata)
A.    Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Sub phylum     : Vertebrata
Classis             : Reptilia
Ordo                : Squamata
Sub ordo         : Lacertilia
Familia            : Scincidae
Genus              : Mabouya
Species            : Mabouya multifasciata
Nama Lokal    : Kadal Kebun. (Sumber : Jasin Maskoer)

B.     Karakteristik Mabouya multifasciata
Kadal (Mabouya multifasciata) mempunyai karakteristik diantaranya, tubuh memanjang, tertekan lateral, badannya tertutup oleh squama yang menanduk dan tidak berlendir, mempunyai dua pasang kaki yang kuat dan dapat digunakan untuk memanjat dengan tiga digiti yang vascular, bernafas dengan pulmo dan fertilisasinya secara internal, serta mempunyai alat kopulasi berupa sepasang hemipenis. Selain itu, Kadal merupakan organisme reptil yang berjalan dengan melata. Tubuh kadal tertutupi oleh kulit yang kering dengan sisik-sisik zat tanduk dipermukaannya tanpa danya kelenjar-kelenjar lendir. Warna pada kadal dapat berbeda-beda berdasarkan lingkungan atau umur kadal itu sendiri.
C.    Morfologi Mauboya multifascinata
Ciri-ciri morfologi dari kadal adalah bagian-bagian kadal dibagi menjadi empat yaitu kepala, leher, badan dan ekor. Pada bagian kepala terdapat hidung, mata,  mulut, pada mulut terdapat choana priver, dentes, palatum, choana sekunder, ostium tubuli auditif, faring rima glatis dan lingua titida pada kadal alat pendengaranya berupa membran timfani. Pada alat geraknya kadal mempunyai kaki empat dimana pada bagian depan terdiri dari branchium dibagian paling atas, ante branchium dibawah branchium, manus adalah telapak tangan dan digiti (jari-jari) terdapat 5 pasang. Pada tiap digiti terdapat cakar-cakar yang berfungsi untuk membunuh mangsa. Pada kaki bagian belakang terdiri dari femur, crus, pes dan digiti. Digiti pada bagian kaki depan dan belakang berbeda dimana perbedaanya terdapat pada ibu jarinya. Ekor pada kadal mempunyai panjang dua kali panjang tubuhnya. Sisik pada kadal bersifat halus dan mengkilat pada bagian belakng terdapat sisik sosmoid.
Sedangkan menurut Condrokusumo (1983), Morfologi pada Mabouya dibagi menjadi 4  bagian yaitu:
a)      Caput, merupakan bagian tubuh pada daerah anterior dimana bagian-bagian dari caput adalah sebagai berikut :
·         Rima oris terletak diantara anterior caput
·         Labium superior dan inverior
·         Organon visus, yang dilengkapi dengan adanya  palpebra superior dan inferior yang keduanya dapat digerakkan. Disamping itu dijumpai pula adanya membrane melintang disudut anterior orbita.
·         Sepasang nares anterior yang terletak diujung depan maksila.
·         Porus acusticus eksternum, terletak dibelakang mata.
b)      Truncus, berbentuk memanjang yang ditutup oleh sisik yang berbentuk heksagonal. Dijumpai adanya extrimitas (anggota badan bebas) yang terbagi atas ekstrimitas cranialis (posterior) badan yang terbentuk oleh; branchium, antribrancium, manus yang memiliki falcula (jari-jari) yang berjumlah 5 buah dibagaian anterior yaitu: poluks, socundus, medium, numulus dan minimus.sedang yang berada dibagian posterior berjumlah 3 yaitu: femur, crus, pes yang memiliki 5 buah digiti (jari-jari) bervakuola, yang nama jari-jarinya sama dengan ekstremitas anterior kecali yang ppertama disebut hallux.
c)      Serviks atau colum, yang dapat digerakkan.
d)     Caudal, berbentuk silindris panjangnya hampir dua kali panjang badan+kepala, pangkalnya tebal dan makin meruncing ke arah distal.
Bagian leher panjang dan berlanjut dengan badan, bagian leher ini hanya ditandai oleh adanya lekukan saja. Pada  bagian badan terdapat dua pasang alat gerak yaitu bagian anterior dan bagaian posterior. Pada bagian ventral terdapat lubang kloaka yang berbentuk celah melintang. Pada jenis kadal yang ditemukan di India (Uromastix), terdapat beberapa lubang preanofemoral yang terdapat pada bagian pangkal alat gerak bagian belakang. Bagian ekor berbentuk silindris, pada kadal panjangnya kurang lebih 2,5 kali panjang badan ditambah kepala (Kastawi dkk, 1992)


D.    Anatomi Mauboya multifascinata
E.     Sistem Rangka
Sistem rangka pada kadal (mabauya multifasciata) dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu endoskeleton dan ensoskeleton.
a)      Eksoskeleton, berasal dari epidermis, berupa sisik menanduk yang menyelubungi permukaan tubuhnya, posisi seperti sususnan genting, bentuk sisik berbeda antara bagian kepala, badan, ekor.
b)      Endoskeleton, terdiri dari sekeleton aksial dan apendikular. Sekeleton aksial terdiri tengkorak, kolumna, perebralis, sternum dan rusuk (Kastawi, 1992).
Vertebrae ekor tidak menulang secara sempurna, ekor mudah putus, tetapi cacat mengalami regenerasi. Columna vertebrae terbagi menjadi servikal, torax, lumbar, sakral, dan kaudal. Ada tulang rusuk yang bebas. Tulang-tulang sebagian terdiri atas kartilago. Kolumna vertebralis dengan otot-otot segmental yang nampak jelas (Brotowidjoyo, 1984)
F.     Habitat dan Penyebaran
Kadal (Mabouya multifasciata) merupakan salah satu jenis reptiia yang hidup di darat. Hewan ini kebanyakan hidup di daerah tanah basah atau lembab, tanah berumput, bebatuan, pepohonan, ada juga yang hidup di gurun pasir. Kadal ini merupakan jenis kelompok kadal yang paling banyak di Afrika, kepulauan Indonesia, dan Australia. Jumlah spesies kadal ini melampaui jumlah familia reptil yang lainnya. Separuh atau lebih spesies terdapat di Asia Tenggara dan hanya kira-kira 50 spesies saja yang berada di belahan bumi barat.           
G.    Sistem Pencernaan
Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes (gig-gig) yang berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah. Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan, deretan gigi yang conisch (bentuk kerucut) menempel pada rahang dan gigi ini sebagai gigi pleurodont, bengkok ke arah cavum oris. Pada palatum (tulang langit-langit) terdapat deretan gigi halus yang disebut dentes palatini. Lingua yang tipih bersifat bipida (bercabang dua) terletak di dasar cavum oris. Dibelakang varing terdapat esovagus yang merupakan saluran silindris menuju ventriculus yang terdiri atas bagian vundus yang agak bulat dan bagian kecil di sebut viloris bagian ini bersambung dengan intestinum tenue (usus halus) terus di lanjutkan oleh intestinum crasum (usus besar) yang sering di sebut rektum. Diantara kedua intestinum itu terdapat caecum yang sangat pendek akhirnya rektum bermuara pada kloaka. Gladulae digestiva berupa hepar yang terdiri atas lobus dexter dan sinister berwarna coklat. Pada bagian caudal lobus dexter hepatis terdapat vesica fellea. Glandulae pancreatisa terlatak antara ventriculum dan bagian craneal intestinum tenue. Kloaka merupakan muara umum untuk tractus digestiva, excretoria dan reproductiva (Jasin, 1992 : 104).
  1. Sistem Respirasi
Sistem respirasi pada Mabouya multifasciata sudah setingkat lebih tinggi bila dibandingkan dengan respirasi amphibian. amphibi tidak mempunyai trakhea, sedangkan pada Mabouya multifasciata sudah mempunyai trakhea (Radiopoetro, 1989).
Kadal (Mabouya multifasciata) bernafas dengan paru-paru. Pada sistem pernafasannya dapat dijumpai tulang tipis yang berlipat-lipat dinamakan tulang turbinal. Dimulai dari rima glotis, larynx, trachea, annulus trachealis (trachea yang tersusun dari cincin tulang rawan), broncus, bronciolus, bifurcatio trachea (percabangan trachea) dan sepasang pulmo atau paru-paru (Radiopoetro, 1988).
  1. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi pada kadal berupa jantung yang memperlihatkan kemajuaan bila dibandingkan dengan jantung amphibi, meskipun aliran darah arteri dan vena tidak seluruhnya terpisah. Jantung terbungkus oleh sutu membran transparan yaitu pericandrium (Parker dan Haswell, 1962).
Jantung kadal terdiri atas sinus venosus, dua atrium, dan satu ventrikel terbagi oleh sekat yang belum sempurna. Darah bersih dan darah kotor bercampur di dalam ventrikel. Atrium kanan dan atrium kiri dipisahkan oleh septum atrium. Darah dari atrium dextra mengalir menuju paru-paru melalui vena pulmonalis. Darah ini banyak mengandung karbondioksida. Di dalam paru-paru darah mengikat oksigen dan mengalir kembali menuju atrium sinista melalui arteri pulmonalis. Kemudian darah mengalir menuju ventrikel dan di ventrikel darah dipompa menuju seluruh tubuh masuk dalam jaringan–jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh darah mengalir menuju jantung. Darah ini banyak mengandung karbondioksida. Peredaran darah seperti ini disebut peredaran darah ganda (Djuhanda, 1982).
Sistem peredaran darah pada kadal adalah peredaran ganda yang strukturnya hampir sempurna. Menurut Weichert (1984), pada reptil conusnya terbagi menjadi tiga saluran, yaitu :
·         Truncus pulmonalis,yaitu conus yang mengarah ke paru-paru
·         Truncus sistemik kiri
·         Truncus sistemik kanan, yang keluarnya dari truncus sistemik kiri dan kanan mengarah ke peredaran darah umum atau seluruh tubuh.
Truncus sistemik yang sebelah kanan pada kadal cenderung berhubungan pada ventrikel kiri dan atrium kanannya berhubungan dengan ventrikel kiri, sehingga darah campuran akibatnya cenderung memasuki ke lengkung sistemik kiri dan darah yang mengangkut oksigen masuk ke dalam lengkung kanan. Hal ini mungkin disebabkan tidak adanya persamaan antara septum inter-atrial, septum inter-ventriculer, dan klep-klep di dalam conus.      
  1. Sistem Urogenital     
Sistem urogenital terdiri dari sepanjang ginjal, berbentuk tidak teratur, berwarna merah tua, terdiri dari dua lobi anterior dan posterior (Parker and Haswell, 1978). Dari ginjal keluar ureter yang bermuara pada kloaka. Pada pangkal ureter terdapat vesica urinaria. Organ urogenital jantan terdiri dari sepasang testis, epididimis, vas defferens dan sepasang hemipenis. Hemipenis merupakan alat kopulasi yaitu untuk memasukan sperma dalam tubuh kadal betina. Oleh karena, kadal mempunyai alat kopulasi maka kadal mengadakan fertilisasi internal.
Kadal mempunyai kantong kemih atau kantong urine yang berfungsi membawa air untuk melembabkan tanah yang akan digunakan sebagai sarang. Ureter bermuara dalam kloaka dan akan diserap kembali ke dalam kantong urine (Djuhanda, 1982).
  1. Sistem Reproduksi
1.      Sistem Genitalia Jantan
a)      Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
b)      Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek.
2.      Sistem Genitalia Betina
a)      Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis.
b)      Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi)
Kadal betina terbukti lebih unggul dibanding kadal jantan. Mereka menentukan pasangan, memegang keputusan tentang di mana mereka akan tinggal, bahkan juga menentukan jenis kelamin anak. Semua siklus reproduksi dan perkawinan sangat tergantung oleh pihak betina. Ukuran tubuh betinanya hanya setengah dari kadal jantan. Namun mereka memiliki siklus reproduksi yang cukup unik. Bukan hanya menentukan pasangan dan tempat tinggal saja, kadal betina juga bebas berpasangan dengan lima atau enam kadal jantan sekaligus dalam sekali masa reproduksi. kadal betina mengumpulkan semua sperma dari pasangannya di dalam rongga perutnya yang bernama spermatesa. Ia juga bebas memilih sperma ini untuk menentukan jenis kelamin anak sesuai keinginannya. secara teori, mereka memilih sperma berdasarkan kromosom seks. Kepioniran kadal betina dibanding pejantannya ini masih merupakan teka-teki, sebab terbukti tubuh kadal betina lebih kecil dari pejantan.( Anonymous, 2008)
Telur reptile sedikit lebih keras di bandingkan dengan amphibi kuning telur lebih banyak di butuhkan untuk perkembangan embrio dan setelah menetas. Dan telurnya juga sering di selubungi oleh albumen dan lapisan pembungkus luar berupa cangkang kalkareus (Cangkang kapur). (Sukiya, 2005).
Fertilisasi kada termasuk fertilisasi internal dan bersifat ovovivipar yang menghasilkan telur dengan banyak kuning telur. Telur itu tumbuh dan berkembang dalam oviduk (saluran telur) hewan betina. Saluran telur itu disebut uterus.           Embrio dikelilingi oleh amnion, horion, dan alantois (Brotowidjoyo, 1993).           


  1. Pola Tingkah Laku
  1. Tingkah Laku Makan 
Kebanyakan kadal tinggal di atas tanah (terestrial), sementara sebagiannya hidup menyusup di dalam tanah gembur atau pasir (fossorial). Sebagian lagi berkeliaran di atas atau di batang pohon (arboreal). Sebagai predator penyergap, kebanyakan kadal aktif menjelajahi lingkungannya untuk memburu mangsa. Dan walaupun kebanyakan jenisnya adalah binatang pemangsa (predator), namun makanan kadal sangat bervariasi. Mulai dari buah-buahan dan bahan nabati lain, serangga, amfibia, reptil yang lain, dan mamalia kecil lainnya.
Kadal-kadal bertubuh kecil memakan aneka serangga seperti nyamuk, lalat, ngengat dan kupu-kupu, berbagai tempayak serangga, cacing tanah, sampai kodok dan reptil yang lain yang berukuran lebih kecil. Kadal kebun (Mabuya multifasciata) terkadang memangsa kodok tegalan (Fejervarya limnocharis), bahkan suka memanjat tembok yang kasar untuk menangkap cecak kayu (Hemidactylus frenatus) yang sedang lengah. Pada saat kadal menemukan mangsanya mula-mula kadal mendekatinya dengan berjalan secara perlahan, kemudian pada saat mangsanya lengah kadal dengan gesit menyergap mangsanya dengan lidahnya yang panjang. 
  1. Tingkah Laku Sosial   
Kadal yang menyukai tempat bersemak dan berumput, baik di tempat terbuka maupun yang terlindung oleh pepohonan. Sering terlihat berjemur di pagi hari di tempat yang terbuka, tepi parit, atau di pematang sawah. Pada siang hari kadal mencari makan di tempat-tempat yang kelindungan di kebun, pekarangan atau halaman rumah. Di malam hari, kadal ini tidur di bawah lapisan serasah, timbunan kayu atau tumpukan batu. Kadal pandai memanjat pepohonan, tebing batu atau bahkan dinding tembok yang tegak namun kasar, sampai ketinggian sekitar 8-10 meter. Kadal merupakan hewan yang suka menyendiri sehingga sangat jarang menemukan kadal hidup berkelompok dalam sebuah lingkungan, sehingga hubungan kadal dengan sesamanya tidak begitu erat. Pada saat kadal bertemu dengan sesamanya mereka akan mengangkat kepala mereka untuk berkomunikasi, dan kadal komunikasi selesai kadal-kadal yang bertemu tersebut akan pergi.  
  1. Tingkah Laku Teritorial         
Kadal jantan memiliki semacam teritori yang dipertahankannya dari jantan yang lain. Pertarungan antar jantan ini berjalan menarik, namun tidak berlangsung lama. Kadal kerap berdiam di sekitar lapangan rumput atau sawah yang mengering, semak-semak yang terbuka. Kadal ini menyenangi matahari dan tempat-tempat terbuka, kerap dijumpai beberapa ekor berjemur berdekat-dekatan di ujung dedaunan atau rerumputan di pagi hari. Kadal rumput hampir tak pernah ditemukan di dalam kebun yang rapat pepohonannya atau di lantai hutan. Kadal merupakan hewan yang tergolong sensitif, mereka akan bersembunyi atau lari ke semak-semak atau di dalam lubang bila menemukan hal-hal asing dilingkungan mereka, seperti suara atau predator lainnya. Kadal akan mengangkat kepalanya atau mengeluarkan bau tubuhnya untuk menunjukan kepada kadal lain mengenai daerah kekuasaannya.
  1. Tingkah Laku Kimpoi
Pada musim kimpoi kadal-kadal jantan saling bertempur untuk mendapatkan kadal betina, biasanya pertempuran ini terjadi dengan cara bergulat dengan jantan lainnya sambil berdiri dengan kaki belakangnya. Kadal jantan yang kalah akan terjatuh ke tanah, sedangkan kadal jantan yang menang akan menjentikan lidahnya yang panjang ke tubuh betina untuk m mendapatkan respon dari kadal betina. Kadal betina bersifat antagonis, biasanya melawan dengan gigi dan cakarnya selama fase awal berpasangan. Selanjutnya, kadal jantan harus sepenuhnya mengendalikan kadal betina selama kopulasi agar tidak terluka. Perilaku lain yang biasa diperlihatkan kadal jantan pada saat kopulasi yaitu kadal jantan menggosokan dagu mereka pada kadal betina, menggaruk punggung betina dan menjilat tubuh betina. Kemudian proses kopulasi terjadi ketika kadal jantan memasukan salah satu hemipenis mereka ke kloaka kadal betina.

















DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2009. Struktur Perkembangan Hewan. http://megaspace007.wordpress.com (20 Oktober 2011)
Anonimous. 2011. Laporan Praktikum Anatomi Kadal (Mabouya multifasciata ) http://littlemermaiddiaries.blogspot.com (20 Oktober 2011)
Anonimous. 2011. Morfologi Kadal. (Mabouya multifasciata). http://www.kaskus.us/showthread.php?p=261664479 (20 Oktober 2011)
Kimball, John W. 1980. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Setiadi, asep. 2010. Anatomi Kadal. http://aepcute.blogspot.com (20 Oktober 2011)


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar